Kamis, 10 Oktober 2013

WAJAH BAHASA KU KINI


Masih ingatkah kah kawan dengan isi sumpah pemuda seperti gambar di atas ?. Mungkin sebagian  dari pemuda-pemudi Indonesia lupa dengan isi sumpah pemuda tersebut. Seiring berjalannya waktu, pada zaman sekarang ini bahasa menjadi salah satu trend pergaulan untuk berkomunikasi dengan teman atau kerabat. Dengan adanya trend bahasa maka mulai muncul lah kosakata-kosakata baru yang tidak sesuai dengan EYD. Sebutlah bahasa baru yang bermunculan sekarang ini dengan bahasa "gaul". Tidak ada yang tahu persis asal mula bahasa "gaul" itu merebak ke masyarakat. Media-media elektronik yang canggih zaman sekarang mungkin adalah salah satu alasan cepatnya bahasa "gaul" merebak. Kemudian lewat lagu-lagu dan film yang di tonton masyarakat penularan penggunaan bahasa "gaul" juga terjadi. Yang jelas bahasa "gaul" tidak hanya digunakan oleh anak-anak SMP/SMA atau anak kuliah , tapi baru-baru ini pun anak-anak kecil sudah mulai mengikuti tatanan bahasa para senior-senior nya.

Muda-mudi zaman sekarang pun mungkin lebih banyak yang nyaman menggunakan bahasa "gaul" dengan kosakata-kosakata baru yang mereka buat dan mereka gunakan pada komunitasnya dibanding dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Entah karena ikut-ikutan atau merasa ingin menjadi "gaul" atau karena mereka memang sudah terlalu nyaman dan menganggap bahasa "gaul" itu mudah dimengerti dan simple. Semua alasan kembali pada diri masing-masing. 

Namun menurut pendapat saya pribadi sebagai mahasiswa, mungkin beberapa orang lainnya juga berpikir sama bahwa penggunaan bahasa yang baik dan benar sekarang ini digunakan bila kita berbicara pada orangtua, dosen, guru atau dengan orang yang lebih tua saja. Dan mungkin jika berbicara pada teman sebaya kita akan terlihat kaku atau bisa di nilai "kuper". Itu semua menurut saya karena sedari kecil kita sudah terbiasa mendengar bahasa-bahasa yang tidak baku dan otomatis kita akan meniru. 

Begitulah wajah bahasa bangsa kita kini, dimana-dimana menggunakan bahasa yang sesuai dengan komunitasnya. Tapi setidaknya kita tetap bisa bekerja sama agar bahasa kita tidak punah. Dimuali dari membiasakan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai eyd dengan komunitas pada hari-hari tertentu. 

Namun penggunaan bahasa "gaul" tidak selamanya menyimpang selama itu masih menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa "gaul" dapat mempermudah seseorang menyampaikan isi atau pesan yang bermanfaat kepada orang lain. Contohnya jika seorang ustadz ingin mengajari murid nya tentang agama, mungkin bahasa "gaul" bisa lebih easy listening sehingga murid dapat lebih mudah memahami dan mengaplikasikan ilmu tersebut dikehidupan. Tapi yang butuh diprihatinkan adalah jika kita bisa bahasa negara luar dan sangat bangga menggunakan nya di Indonesia. Kita memang butuh belajar bahasa luar untuk dapat mengembangkan diri bukan  untuk mematikan bahasa sendiri. Jadi, banggalah berbahasa Indonesia dikehidupan kita sehari-hari.

Jumat, 04 Oktober 2013

PRO KONTRA MISS WORLD 2013

Pro dan Kontra Miss World 2013 Terus Bergulir


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Penyelenggaraan kontes kecantikan Miss World 2013 terus menuai pro dan kontra.  Ormas Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas menolak  Indonesia menjadi tuan rumah Miss World.

Aksi unjuk rasa menolak penyelenggaraan kontes Miss World pun bergulir deras. Akibat derasnya aksi penolakan terhadap penyelenggaraan Miss World itu, malam final kontes ratu kecantikan itu tak jadi digelar di Bogor, Jawa Barat. Miss Wolrd pun digelar di Bali.

MUI pun mengkritisi kebijakan pemerintah yang memindahkan penyelenggaraan Miss World  ke Bali.  Pemerintah pun  dinilai tidak mendengarkan anjuran MUI. Apa yang rekomendasikan MUI ke pemerintah adalah membatalkan sama sekali penyelenggaran Miss World di Indonesia, bukan melokalisirnya di Bali.

Ketua MUI Pusat Bidang Seni dan Budaya KH Cholil Ridwan mengatakan, sepertinya pemerintah tidak menghargai dan mendengarkan lagi nasihat MUI sebagai mitranya.
"Yang kita sarankan itu membatalkan bukan memindahkan, tapi membatalkannya," ujarnya.

Ada yang kontra namun ada pula yang pro. Jeffrie Geovanie, Board of Advisor CSIS,  justru menyesalkan keputusan pemerintah yang memindahkan acara malam final Miss World dari Bogor ke Bali.

'Sangat disesalkan karena menunjukkan betapa lemahnya pemerintah terhadap tekanan-tekanan dari pihak yang kontra pada acara Miss World,'' ungkap Jeffrie.  Menurut dia, pemerintah seharusnya belajar dari Gubernur Jakarta, Jokowi yang tetap kokoh mempertahankan Lurah yang ditolak hanya karena agamanya bukan agama mayoritas. Jeffrie menilai, setelah 2014 Indonesia membutuhkan  kepemimpinan model kepemimpinan Jokowi di Jakarta. Fajar Riza Ul Haq, direktur eksekutif Maarif Institute juga menyesalkan cara pemerintah menghadapi polemik penyelenggaraan Miss World.

 ''Jalan keluar yang diambil mencerminkan pemerintah tidak bertanggung jawab terhadap keputusannya sendiri. Padahal pemerintah telah jauh-jauh hari memberikan ijin kegiatan Miss World di Jakarta dan Sentul, Bogor," cetusnya.

Fajar juga menilai ketidaksiapan kepolisian untuk memberikan jaminan keamanan di luar Bali merendahkan wibawa aparat negara. ''Kasus ini menambah bukti bahwa memang pemerintah selalu gagal keluar dari bayang-bayang tekanan ideologis atas nama mayoritas,''  tuturnya.

Terkait polemik ini, Menteri Agama Suryadharma Ali membantah bila sikap pemerintah terpecah atas penyelenggaraan Miss World di Indonesia. Ini mengingat di satu sisi pemerintah memberi izin penyelenggaraan. Namun di sisi lain, juga meminta untuk dibatalkan.

Menurutnya, pemberian izin dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Gubernur Bali. Termasuk prosedur pengamanan dari kepolisian. 

Sementara Kementerian Agama meminta penyelenggara mendengarkan saran Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membatalkan ajang kecantikan ini. "Pemerintah tidak terpecah, tetapi berbicara sesuai dengan porsinya," ujar Menag. 

Selaku Menteri Agama, kata dia, pendapat yang perlu didengar atas hal ini adalah MUI. Namun, kementerian yang lain tentu memiliki pandangan yang berbeda.


OPINI >>

Ajang kecantikan memang selalu menuai pro kdan kontra dari beberapa pihak dari tokoh agama budaya bahkan politik bahkan masyarakat pun jga ikut memberikan opini nya tentang kontes kecantikan ini. Setiap tahunnya kontes kecantikan ini dilaksanakan dan baru kali pertama diadakan di Indonesia tepatnya di Bali. Menurut saya pribadi kegiatan ini sah sah saja dilaksanakan di manapun jika ada efek positif saat pelaksanaan kegiatan dan sesudah kontes itu berlangsung. Apalagi di hapuskan atau ditiadakan nya kontes bikini pada Miss World 2013 ini sangatlah baik, karena kontes bikini itu hanya menampilkan keadaan fisik tanpa ada unsur budaya yang di junjung tinggi . Penyelenggara mengganti sesi kontes bikini dengan kontes kebaya. Ditambah lagi dengan diberikannya para kontestan pengetahuian tentang tari tarian dari daerah Indonesia membuat Indonesia dan budaya nya semakin di kenal oleh bangsa lain. 

Dan kontes tahun ini yang di adakan di Bali semakin memperlihatkan keindahan alam Indonesia apalagi selama ini orang-orang luar mengenal Indonesia lewat nama pulau yang sudah tak asing ini. Bali memang tempat yang tepat namun bukan berarti satu-satunya pulau yang indah di Indonesia karena masih banyak pulau indah yang butuh dikenalkan pada masyarakat luar. Dan seharusnya pemerintah tidak hanya mengeksplor bali tapi membiarkan para kontestan tau pulau lain yang sama indahnya agar mereka juga dapat membantu untuk mempromosikan Visit Indonesia 2013 dan tahun-tahun berikutnya.

Jadi, pada intinya kontes kecantikan yang menimbulkan pro kontra sebenarnya  sudah banyak kemajuan karena tidak terlalu menonjolkan sisi kesempurnaan fisik saja tapi mulai merambah menonjolkan sisi kelebihan budaya yang baik.