SUKU DAYAK
DAYAK merupakan salah satu dari ribuan suku yang
terdapat di Indonesia. Dayak ini dikenal sebagai salah satu suku asli
di Kalimantan. Mereka merupakan salah satu penduduk mayoritas di
provinsi tersebut.
Kata Dayak dalam bahasa lokal Kalimantan
berarti orang yang tinggal di hulu sungai. Hal ini mengacu kepada
tempat tinggal mereka yang berada di hulu sungai-sungai besar.
Agak
berbeda dengan kebudayaan Indonesia lainnya yang pada umumnya bermula
di daerah pantai, masyarakat suku Dayak menjalani sebagian besar
hidupnya di sekitar daerah aliran sungai pedalaman Kalimantan.
Dalam pikiran orang awam, suku Dayak hanya ada satu jenis. Padahal
sebenarnya mereka terbagi ke dalam banyak sub-sub suku. Menurut J.U.
Lontaan, terdapat sekitar 405 sub suku Dayak yang memiliki kesamaan
sosiologi kemasyarakatan namun berbeda dalam adat-istiadat, budaya dan
bahasa yang digunakan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh terpencarnya
masyarakat Dayak menjadi kelompok-kelompok kecil dengan pengaruh
masuknya kebudayaan luar.
Suku Dayak terbagi dalam Dayak Muslim
dan Non Muslim. Yang termasuk Dayak Muslim adalah Suku Dayak Bakumpai,
Suku Dayak Bukit, Suku Dayak Sampit, Suku Dayak Paser, Suku Dayak
Tidung, Suku Dayak Melanau, Suku Dayak Kedayan, Suku Dayak Embaloh,
Suku Dayak Sintang, Suku Dayak Sango dan Suku Dayak Ngabang.
Sedangkan suku Dayak Non Muslim jumlahnya lebih banyak lagi. Yaitu Suku Dayak
Abal,
Suku Dayak Abai, Suku Dayak Banyadu, Suku Dayak Bakati, Suku Dayak
Bentian, Suku Dayak Benuaq, Suku Dayak Bidayuh, Suku Dayak Darat, Suku
Dayak Dusun, Suku Dayak Dusun Deyah, Suku Dayak Dusun Malang, Suku
Dayak Kenyah, Suku Dayak Lawangan, Suku Dayak Maanyan, Suku Dayak Mali,
Suku Dayak Mayau, Suku Dayak Meratus, Suku Dayak Mualang, Suku Dayak
Ngaju, Suku Dayak Ot Danum, Suku Dayak Samihim dan lain-lain yang
diperkirakan jumlahnya mencapai tiga ratus sub suku.
Dan pada kali ini saya akan menulis sedikit tentang salah satu suku dayak yang ada di Indonesia yaitu suku dayak Punan.
Suku Dayak Punan
Punan adalah salah satu rumpun suku Dayak yang terdapat di Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Dayak Punan juga
tersebar di Sabah dan Serawak, Malaysia Timur yang menjadi bagian dari
Pulau Kalimantan. Populasinya paling banyak ditemukan di Kalimantan
Timur diperkirakan berjumlah 8.956 jiwa suku Punan yang tersebar pada
77 lokasi pemukiman. Punan sendiri memiliki 14 sub rumpun diantaranya
Punan Hovongan, Punan Uheng Kereho dan Punan Kelay. Dihitung dari
populasi keberadaan Dayak Punan ini kian tahun kian menurun bahkan
cendrung punah. Tetapi walau demikian mereka tetap saja tak pula
berubah dengan pola adat istiadad dari leluhur mereka yang dipercayai.
Asal-usul
Dalam riwayat atau cerita, leluhur mereka ini asal-usulnya datang dari
negeri yang bernama “Yunan “ sebuah daerah dari daratan Cina. Mereka
berasal dari keluarga salah satu kerajaan Cina yang kalah berperang
yang kemudian lari bersama perahu-perahu, sehingga sampai ke tanah
Pulau Kalimantan. Karena merasa aman, mereka lalu menetap di daratan
tersebut.
Primitif
Dari keseluruhan Suku Dayak, orang Punan inilah yang paling terbelakang
baik budaya maupun kehidupan mereka. Secara umum mereka ini agak
primitif dengan tinggal di goa-goa anak anak sungai dan lain
sebagainya. Mereka juga tak mengenal pakaian bagus dan kemajuan zaman.
Lebih aneh lagi dari kehidupan masyarakat Punan ini adalah secara umum
mereka merasa takut dan alergi terhadap Sabun . Entah apa sebabnya tak
ada yang mengetahui secara pasti.
Keadaan hidup primitif ini membawa mereka selalu berpindah pindah
dari satu tempat ke lain tempat dan terus menghindar dari kelompok
manusia lain. Dalam kepercayaan mereka para leluhur lah yang
menghendaki demikian. Dengan banyak tanda yang diberikan semisal ada
diantara mereka yang meninggal. Setelah dikubur, serentak mereka
berpindah menuju daerah lain. Mereka sangat percaya kalau roh yang
meninggal akan bergentayangan membuat mereka tak akan merasa tenteram.
Warga Punan ini disebut juga warga pengembara dan hidup dalam satu
kelompok tanpa berpisah pisah.
Mereka juga senang dengan makanan yang masih mentah seperti sayur
sayuran hutan yang berasal dari pohon nibung atau banding (teras dala).
Begitu pula dengan daun pakis, atau labu hutan yang memang banyak
terdapat. Soal beras tak terlalu perlu bagi mereka. Makanan utama
mereka adalah umbi dan umbut umbutan hutan, ditambah dengan daging
buruan yang mereka temukan. Untuk daging inipun jarang mereka masak.
Jika ada binatang buruan yang didapat mereka lebih suka menjemur
daging-daging tersebut di matahari panas sehingga menjadi daging asinan
atau dendeng.
Jago Berperang
Konon, orang Punan jaman dahulu sangat ditakuti oleh suku Dayak lainnya
karena mampu berperang dengan baik. Sebagai “pemburu kepala” atau
“ngayau” (dalam bahasa Inggris diistilahkan head hunter). Termasuk
dalam kategori suku kanibal karena mempunyai kebiasaan memenggal,
memakan hati dan isi perut lawannya adalah hal yang lumrah mereka
lakukan. Mereka juga punya kebiasaan memakan bagian punggung kanan
musuhnya yang tewas dalam perang karena bagian tubuh itulah yang
diyakini paling enak dimakan.
Dalam keseharian mereka selalu waspada dan siap berkelahi dengan
siapapun, termasuk binatang-binatang ganas di dalam hutan. Tradisi siap
tempur ini diwarisi semenjak nenek moyang mereka sebagaimana
diceritakan di atas tadi. Mereka memiliki ilmu bela diri yang sangat
tangguh dan berbeda dengan ilmu bela diri secara umum yang ada di
masyarakat. Mungkin ilmu bela diri yang mereka miliki adalah ilmu yang
mereka bawa dari daratan Cina asal-usul leluhur mereka.
Aktivitas Ekonomi
Kehidupan dan kerja mereka sehari-hari berdasarkan limpahan kasih dari
alam. Memang mereka bisa juga berhubungan dagang dengan masyarakat umum,
tetapi tidak ditukar dengan uang namun dilakukan secara barter
(Pertukaran). Yang dibawa mereka adalah seperti rotan, damar, kayu
gaharu, sarang wallet. Yang dibarter dengan garam, gula, tembakau atau
rokok. Dan ada pula kain kainan.
Cara penukaran barangpun tidak langsung bertemu dengan orangnya,
melainkan barang barang yang dibawa diletakkan disuatu tempat yang
tersedia. Setelah barang mereka diambil dan dibayar pula dengan barang
yang dibutuhkan mereka. Setelah yakin pengantar barang sudah tidak ada,
maka barulah mereka mengambil barang yang menjadi milik mereka.
Sumber:
http://forum.kompas.com/kalimantan/43857-kehidupan-suku-dayak-punan.html
Opini :
Suku dayak adalah suku yang unik yang ada di Indonesia . Hal itu juga ditambah atau didukung dengan adanya sub-sub suku di dalam suku dayak tersebut. Suku dayak adalah salah satu suku di Indonesia yang hidupnya masih bergantung dan menyatu dengan alam. Dan pada tulisan kali ini saya membahas sedikit tentang suku Dayak Punan. Menurut saya, suku dayak punan adalah suku dayak yang sangat unik untuk diketahui. Mulai dari cara hidupnya sampai kehidupan ekonomi nya. Dan menurut saya pula, semua suku di Indonesia harus di lestarikan ke asliannya agar Indonesia tetap kaya akan keberagaman suku dan budaya nya.